Kamis, 31 Juli 2014

Dengar aku, Nisa. - Selurik Kisah

Ku tutup pesan lama darimu di e-mail mendekati hari bahagia kita.
Walau cuma ada beberapa kata di dalamnya.

Aku ingat betul isinya.
"InsyaAllah aku bahagia denganmu,mas."

Hafal benar bagaimana ekspresiku saat itu. Saat dentum nada yang menandakan pesanmu datang. Aku..aku begitu senang.

Aku yakin kamu juga masih ingat itu.

Saat-saat mengenang seperti ini yang paling aku sukai. Kamu juga kan, Dik?

                                 ***
Di toko buku Angkasa lah pertama kalinya aku mengenalmu. Maksudku, mengenal tulisannmu.
Aku mulai mencari maksud dari setiap kata yang kau rangkai. Tapi aku malah terjebak di dalam ejaan sederhana itu. Kisah yang kau tuang membuatku penasaran. Penasaran pada nama yang tertera di belakang buku dengan judul "Fitrah Cinta" . Biografi singkat tanpa foto pada halaman belakang malah makin buat aku tertarik mencari tahu siapa dirimu. Gadis yang sering terlupakan namanya olehku. Tapi, itu dulu. Dulu sebelum aku rutin menyebut namamu dalam doa.

Mungkin kiprahmu dalam menulis waktu itu belum lama. Karena akupun baru menemukan buku itu setelah sering datang hanya untuk membeli titipan buku adikku. Buku yang akhirnya mengantarkan kita pada perkenalan atas izin Allah.

Akhirnya aku merasa teramat ditolong juga oleh Sally, Adikku. Kegemaran Sally dalam membaca serta menulis membawanya pada sebuah acara meet and greet (m&g) penulis Fitrah cinta. Ya. Dia yang ku ingin ketahui.

Aku sangat bersemangat hari itu untuk mengantar Sally ke acara m&g. Berharap bisa melihatmu walau sekilas.

"Maaf ini  acara khusus akhowat. Kalau mas sedang menunggu seseorang silahkan tunggu di depan."
Aku kaget luar biasa saat ketahuan sedang megintip-intip ke dalam gedung. Akhirnya aku mematalalkan niatkiu untuk menunggui Sally sampai acara selesai. Ah ini karena perempuan yang mengagetkanku tadi!

"Kok aku ditinggal sih mas azam?katanya mau nunggu sampe acara selesai. Untung saja tadi diantar sama yang punya acara.huh." kata Sally yang tiba-tiba menggerutu.

"Kamu diantar siapa?yang punya acara?maksudmu penulisnya?"

"Iya. Kenapa mas?"

"Terus kok ga disuruh mampir?cantik ya Sal pasti."

"Bukan cantik-cantik lagi mas. Katanya ia masih ada urusan jadi ga bisa mampir. Tapi katanya lain kali mau mampir dan ajak Sally ke perpustakaan miliknya mas. Baik banget kan? Memang mba nisa itu orangnya ramah sekali mas."

Jadi namanya Nisa.

Setelah Nisa beberapa kali datang menjemput Sally akhirnya aku diperkenalkan juga dengannya. Ternyata dia adalah yang mengagetkanku di acara itu. Subhanallah.
Kamu sangat nampak begitu taat, Dik.
Tndukkan pandanganmu lah yang memberikan keyakinan bahwa kamu adalah jodoh yang Allah kirim untukku.
                                 ***
"Sudahlah mas, jangan begini terus. Kasian kan mba Nisa. Biar tenang dia di sana, mas."
Kata Sally yang tiba-tiba duduk di sampingku.

Aku menghela napas. Tapi benar juga kata Sally, sudah hampir 2tahun aku begini. Merenungi kecelakaan pesawat itu. Pesawat yang harusnya mengantarkan Nisa kembali ke sini setelah acara lamaran selesai seminggu sebelumnya. Nisa tak mungkin kembali. Dia sudah lama pergi. Tak mungkin hari bahagia Aku dan Nisa terjadi.

Harusnya aku sudah mengikhlaskannya, mengubur dalam-dalam tiap rangkaian katanya agar aku tak selalu mengharapkannya. Toh aku yakin ia mendengar setiap doa yang ku kirim untuknya.

Aku pun memilih beranjak dari sepiku ini. Dua bulan lagi aku akan meminang Azahra, sahabat Nisa. Ia tak kalah taat dengan Nisa. Hanya saja sedikit lebih tua dariku. Ia punya satu putri mungil yang sudah dua tahun pula ditinggal wafat ayahnya. Mungkin ini adalah yang kau inginkan, Nisa. Aku juga tulus pada Azahra. Aku yakin Azahra dapat membuatku bahagia dengannya tanpa harus mengusirmu dari hatiku. Karena kau sudah punya tempat sendiri lebih dulu.
                                 ***

Rabu, 23 Juli 2014

LDR

Kali ini siang terasa begitu pekat, penat, tanpa gerak-gerik awan serta hembusan angin yang biasanya lewat. Hati ini terpaku akan hal-hal indah yang Engkau ciptakan untukku sejak dulu. Sampai-sampai sajakku pun takkan pernah sanggup menyentuh batas-Mu. Menari bersama jari-jari yang mengadah diikuti isak sendu merupakan hal yang lebih indah dari apapun. Terasa begitu lega. Walau tak mungkin ada satu rasa rindu yang terbebas dari jeratan kalbu karena ini akan selalu terjaga dan terbalut hangatnya kasih yang diselimuti kecemasan. Selain padaMu, manamungkin aku berani secinta ini.
Tak seperti kebanyakan orang yang tersiksa oleh hubungan jarak jauh aku malah begitu merasa dekat dengan-Mu. Tambah lagi di saat-saat sekarang ini.
Subhanallah rasanya!
Tak perlu repot-repot memberi simbol love atau titik dua bintang karena yang pasti,
Apapun yang dari hati..
Lebih terasa hadirnya.

Sabtu, 12 Juli 2014

#celoteh2

Semakin hari nikmat yang manusia terima semakin  membeludak dan bersamaan dengan hal itu pula rasa puas tak akan pernah hadir. Mungkin sudah terlalu yakin dan bergantung pada target sehingga jika Dia berkata lain maka lagi-lagi kita 'merasa kecewa'. Beberapa hal yang harus dipahami adalah ketika bagaimana kekecewaan dapat hadir sementara tak ada yang menciptakannya. Lalu apakah bisa menganggap bahwa Dia ingin mengecewakan. Ku dengar ini dan ku yakini ini: "Dia Maha Mengetahui Segala Sesuatu". Ya! Pasti Dia akan memberikan apa yang kita 'butuhkan' bukan yang kita 'mau'. Kini tinggal mencoba yakin akan keajaiban yang akan terjadi nanti setelah yang sebenarnya kita 'butuhkan' telah terasa maknanya. Sakit memang menerima kenyataan yang membuktikan kita tak dapat memiliki apa yang kita mau. Melenceng dari setiap list yang telah disusun sebelumnya. Tapi terpuruk bukanlah jalan yang baik. Semua orang tahu itu; tak semua dapat ikhlaskan itu. Melati..ajaklah aku bersemi bersama cantik nan harummu, membuat indah telinga si pemetikmu.

Selasa, 01 Juli 2014

#celoteh1

Dalam sistem masa kini dimana visi misi adalah yang utama. semua berlomba-lomba menyusun kalimat sehingga terlihat seakan-akan paling memenuhi keluhan. tak usah bicara kepala negara jika dari urusan sebesar ini saja masih harus kami keluhkan. Membuat sesuatu yang katanya harus 'sesuai ajaran agama yang di anut' namun malah mengubah menjadi tradisi. Apa-apa harus terikat, katanya memang kami masih terikat. Lantas apa guna hak yang sudah bukan katanya lagi memberi kebebasan. Apa karena belum dapat ktp maka hak itu tak berlaku. Ini sumbernya! Jika tak ada pengarahan maka yang datang hanya keinginan pribadi. Masih bisa mereka sebut 'Ribet' untuk hal yang memang sudah ditetapkan oleh kitab suci!? Masih bisa mereka singkirkan apa yang seharusnya diprioritaskan!? Jika yang fanatik tak seharusnya masuk organisasi maka siapa yang akan mengingatkan? jika sudah diperingatkan saja masih ditentang maka hanya arogan yang berdiri di dalamnya. Sebagaimana hidup harus saling mengingatkan maka kami pun malaksanakannya. Sejahteralah umat ketika sudah samasama saling menguatkan!