Senin, 08 Mei 2017

"Kenapa tak mencari kalau kamu merasa kehilangan?"

Dua puluh empat jam waktu dalam sehari, silakan lihat pada detik mana aku memutus untuk berhenti. Adakah kau temui?

Memunggungi waktu aku memang telah memilih jauh, tidak ada rindu, tidak pula berpilu. Semua tersimpan baik seiring dewasa memayungi. Menurutku tidak perlu, mencari pada bayang-bayang semu. Ini bukan semata-mata tentang "kau harus tahu", karena bagiku tidak pernah ada masalah tentang itu.

Aku adalah hujan yang kemarau. Dingin tetapi tidak beku, bagimu mungkin kaku tapi aku tetaplah aku.

Aku hanya tidak ingin menjadi sama, pada sesiapa yang untukmu pernah ada, bahkan mungkin selalu ada. Sebab itu terlalu biasa. Kau hanya tidak memahami, berapa banyak kata yang telah kusiasati hanya untuk membuatmu tidak mati. Dan aku tidak peduli, kau ingin abai atau peduli. Sungguh, aku hanya terbiasa.

Doa-doa yang kurapal, tentu saja tidak melulu tentang kau, tapi jangan khawatir soal meng-aamiini, sudah kubilang aku akan tetap bersedia meskipun jauh kita kini.

Sekarang bangkitlah, dari lelah hidup yang kuketahui belakangan ini membuatmu tak karuan. Esok dunia akan sadar, bahwa kau akan banyak berubah dan merubah. Jangan lagi bertanya, aku tidak lagi akan datang, bahkan hanya sekadar untuk mengenang. Aku pulang, pada tempat dimana bukan merupakan tempatmu berpulang.


Serang, 2017.